Selamat Datang di My Blog Keep Smile

Jumat, 15 Juni 2012

SEL DARAH


MAKALAH
STRUKRUR PERKEMBANGAN HEWAN I
SEL DARAH
MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS KULIAH STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN I


Dosen Pengampu:
Dr. Drh. Bayyinnatul muchtaromah, M.Si
Disusun oleh:

SITI  MALI’AH  (10620107)
 
BIOLOGI C 2010




                                                     


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2011


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Jaringan adalah sekumpulan sel yang sama baik bentuk ukuran dan fungsinya . artinya jika kita menggambar suatu jaringan maka harus : lebih dari satu sel, bentuk dan ukuran dalam gambar misalnya bulat selnya ya harus bulat pula yang lainnya , apabila bentuk nya lain ya pasti itu sudah membentuk organ, karena organ itu disususn oleh lebih dari 1 jaringan .


Darah merupakan alat transportasi utama bagi tubuh kita. Hal ini karena adanya jantung, pembuluh darah dan darah itu sendiri. Darah melarutkan bermacam zat makanan, sisa metabolisme, oksigen, karbon dioksida,dan bahan-bahan lain yang dipompa jantung melewati pembuluh-pembuluhdarah ke seluruh tubuh. Darah tersusun oleh plasma darah (terdiri atas air dan beberapa bahan yang terlarut) dan sel-sel darah (sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah).  Sel darah merah selain berperan dalam pengangkutan oksigen dan karbon dioksida juga merupakan dasar penggolongan darah. Sel darah putih berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh dari berbagai penyakit sedangkan keping darah berperan dalam pembekuan darah.  Darah selalu berada dalam pembuluh darah, maka peredaran darah manusia disebut peredaran darah tertutup. Peredaran darah manusia bisa dibagi menjadi dua yaitu peredaran darah paru-paru (peredaran darah kecil) peredaran darah sistemik (peredaran darah besar).
B.     Rumusan  Masalah
 Adapun rumusan masalah yang dapat diterapkan dari latar belakang tersebut adalah:
1.      Apa saja penyusun sel-sel darah?
2.      Apa saja bagian dari sel darah?


C.     Tujuan

1.      Untuk mengetahui penyusun sel-sel darah?
2.      Untuk mengetahui bagian-bagian sel darah?





















BAB II
PEMBAHASAN
A.   Sel darah
Darah adalah cairan tubuh yang mengalir dalam pembuluh dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Pembuluh itu disebut pembuluh darah. Darah mengalir karena dipompakan jantung.
            Darah memiliki dua komponen yaitu: plasma (cairan) darah dan sel darah.
Sel darah adalah semua sel dalam segala bentuk yang secara normal ditemukan dalam darah. Pada mamalia, sel-sel darah dibagi menjadi tiga kategori:
·         Keping darah, yang sebenarnya merupakan fragmen dari sel sumsum tulang yang dikenal dengan nama megakariosit dan berperan penting dalam koagulasi darah.[1]
1.      Eritrosit

             Disebut sel darah merah pada vertebrata dan beberapa avertebrata, karena mengandung pigmen warna merah. Pada banyak vertebrata dari atas bentuk bulat lonjong, dari samping bentuk cakram (double cembung), dan berinti. Pada mamalia bentuk bulat, dari sisi tampak bikonkaf(double cekung), dan berinti. Kecuali unta, dari atas bulat lonjong. Diameter 7-8 um, jumlah 5 juta/ mm3 darah. Pada wanita lebih sedikit 0,5 juta/mm3.
             Eritrosit berasal dari eritroblast dalam sumsum tulang. Eritrosit muda yang baru keluar dari sumsum tulang disebut retikulosit. Umurnya terbatas, hanya 120 hari, yang nanti dihancurkan dalam limfa dan sumsum tulang, lalu diganti dengan yang muda. Rata-rata ada 1% eritrosit itu diganti tiap hari. Eritroblast berinti, tapi eritrosit sudah tak berinti. Eritrosit juga tak mengandung mitokondria dan ribosom. Pigmen merah yang terkandung dalam  sitoplasma ialah hemoglobin (hb),dengan cincin pirol mengandung sumbu logam Fe. Logam inilah yang membuat pigmen itu menjadi warna merah.
               Pada mollusca dan arthropoda laut Hb diganti hemosianin (Hn), dengan cincin pirol bersumbukan logam Cu. Hn berada dalam plasma darah, jadi tak ada eritrosit. Berfungsi untuk mengikat O2 dari membran pernafasan, sehingga terbentuk HbO2 (oksihemoglobin). Dari jaringan diikat pula CO2, sehingga terbentuk HbCO2 (karbaminohemoglobin). Senyawa dengan gas pernafasan ini tak stabil dan dapat reversibel, tapi jika dalam udara pernafasan ada CO akan membentuk senyawa yang stabil. Karboksihemoglobin. Dengan demikian daya ikat terhadap O2 terhalang, sehingga tubuh kekurangan oksigen.[2]
Lekosit dapat dikelompokkan atas dua cara yaitu:
a.       Ada tidaknya granula dalam sitoplasma
b.      Bentuk inti.
Menurut ada tidaknya granula dalam sitoplasma, lekosit dibagi atas:
1.  Granulosit, bergranula
2.  Agranulosit, tidak bergranula.
        Menurut bentuk inti, lekosit dibagi atas:
1.      Lekosit monomorfonukleus (inti bulat sederhana)
2.      Lekosit polimorfonukleus (inti bergelembung).
Granulosit inti polimorf, dalam sitoplasma banyak granula yang sesungguhnya adalah lisosom, dapaat dibagi atas tiga jenis menurut afinitasnya yang berbeda terhadap zat warna mikroteknik:
1.      Netrofil
2.      Eosinofil
3.      Basofil.
Netrofil 60-70% dari semua lekosit, dibikin dalam sumsum tulang, diameter 12 um, inti 2-5 lobi (umum 3 lobi). Tiap lobus dihubungkan sesama oleh benang kromatin. Granula dalam sitoplasma berdiameter 0,3-0,8 um, dapat diwarnai oleh cara Romonovsky yang bersifat netral, menjadi warna ungu kemerahan dapat bergerak amoeboid, ke luar kapiler darah, lalu aktif memphagocytosis terhadap benda asing, terytama kuman.
Eosinofil, 1-4% dari semua lekosit, diameter 9 um, inti 2 lobi. Granula dapat diwarnai dengan eosin (granula yang bersifat asidofilik), diameter 0,5-1,5 um. Dapat bergerak amoeboid keluar pembuluh kapiler dan memphagocytosis, tapi lebih kurang aktif dari pada netrofil. Biasanya bertugas untuk memphagocytosis kompleks Ab – Ag (respons imun Ab terhadap Ag).
Basofil, kurang dari 1% semua lekosit, diameter 12 um, inti besar, berfilin membentuk seperti huruf S. Granula berdiameter 1 – 1,5 um, dapat diwrnai dengan cara Romanovsky sehingga berwarna violet. Granula itu mengandung histamin dan heparin, seperti halnya granula yang terkandung dalam sel mast. Sebagai respons terhadap Ag sel ini menggetahkan histamin dan heparin-nya. Sel ini juga dapat bergerak amoeboid, keluar pembuluh kapiler, lalu memphagocytosis.

Agranulosit
Inti bulat sederhana, dalam sitoplasma tak ada granula. Ada dua macam yaitu:
1.      Limfosit
2.      Monosit
L imfosit, sel bundar , diameter 6-15 um ( yang terkecil kira-kira sebesar eritrosit), 25-30% dari semua lekosit. Inti relatif sangat besar dibandingkan dengan sitoplasma, yang tinggal berupa selaput tipis. Kemampuan  bergerak amoeboid dan memphagicytosis lebih lemah daripada granulosit.[3]
             Ada 3 mcam limfosit dibagi menurut besarnya yaitu:,
1.      Kecil, dengan diameter 7-8 um
2.      Sedang, dengan diameter 10 um
3.      Besar, dengan dimeter  12-15 um
               Yang paling terbanyak dalam darah ialah limfosit kecil. Sitoplasma sedikit sekali mengandung organel, tapi banyak ribosom bebas. Umurnya berbagai macam, ada yang hanya beberapa hari ada juga yang bertahun.
Ada 2 kelompok limfosit menurut sumber dan letak ddalam alat limpoid (alat penghasil limfosit, antibody dan lain-lain perlengkapan respons imun):
1.      Sel T
2.      Sel B
         Sel T  berasal dari timus, suaatu klenjer di ventral pericardium dan trachea bagian bawah. Sel ini dipersemikan sejak masa embrio ke daerah yang di sebut “ thymic dependent” dalam alat-alat limfoid (limfa dan nodus limfa). Berfungsi untuk respon imun yang cell mediated. Jika ada Ag histocompatibility, parasit hewan atau kuman intraseluler, sel T akan bertindak sebagai “killer cell” dengan mengadakan kontak dengan sel asing atau yang kena infeksi, lalu mengeluarkan limfokin yang cytotoxic, cytostatic, serta menghalangi mitosis dan migrasi.
         Sel B berasal dari sumsum tulang (pada aves diproses dulu dalam kelenjar bursa fabricius pada cloaca, pada mamalia mungkin peyer’s patches usus halus atau apependix caecum, atau langsung sumsum tulang sendiri), disemaikan sejak embrio ke daerah “ thymic independent” alat limfoid. Sel B ini oleh kehadiran antigen  dari kuman ekstraseluler akan disensitisasi untuk respon imun, dengan mengalami transformasi jadi limfoblast, lalu jadi plasmasit serta sel memori.
         Sel plasma ini akan menghasilkan antibodi terhadap antigen yang bersangkutan, lalu dibawa darah ke tempat infeksi atau radang. Sel memori mengandung antibodi yang sama dengan yang dihasilkan sel plasma saudaranya, tetap melekat ke plasmalemmanya dan disimpan dalam alat limfoid. Sel ini bersifat mengingat, yang akan berubah kelak menjadi plasmasit untuk menghasilkan antibodi  yang serupa jika ke dalam tubuh datang lagi antigen yang jenisnya sama dengan yang dimemorikan itu. Dengan adanya sel memori produksi antibodi dapat segera dilakukan  secara cepat dan banyak.
         Monosit, dibikin dalam sumsum tulang, Ik. 7% dari semua lekosit. Diameter 10 – 12 um, inti lonjong melengkung seperti bentuk huruf U, terletak ditepi (eksentrik). Nukleoli 2-3 biji. Mengandung mikrovilli. Dapat kelur pembuluh kapiler secara amoeboid, lalu berdefrensiasi jadi makrofaga untuk memphagocytosis kuman  atau benda asing. Penting pula sebagai pemeroses antigen yang masuk tubuh, lalu menyerahkannya kepada sel B agar lebih peka berespons imun.

3.      Sel darah putih, leukosit 
Sel darah putih berasal dari (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
 Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang. Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan.  Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.
Gambar diagram dari Granulosit inti polimorf, dalam sitoplasma banyak granula yang sesungguhnya adalah lisosom, dapaat dibagi atas tiga jenis menurut afinitasnya yang berbeda terhadap zat warna mikroteknik:

Tipe 
Gambar
Diagram
% dalam tubuh manusia
Keterangan
PBNeutrophil.jpg
Neutrophil.png
65%
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Eosinophil.jpg
Eosinophil2.png
4%
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
PBBasophil.jpg
Basophil.png
<1%
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
Lymphocyte2.jpg
Lymphocyte.png
25%
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
  • Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)
  • Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
  • Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.
Monocyte.png
6%
Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.[4]
Macrophage.jpg
Macrophage.png
(lihat di atas)
Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jarring.

3.Trombosit (keping-keping darah)
            Keping-keping darah disebut juga platelit. Tidak berinti, berupa keping-kepingan kecil bentuk cakram. Diameter 2-5 um. Tumbuh dari megakariosit dalam sumsum tulang, yakni sel yang besar dan berinti banyak. Terdapat 150-300.000/mm3 darah. Umur 8 tahun. Permukaan sel tidak rata, berceruk-ceruk. Dalam sitoplasma terdapat granula besar- kecil, dengan diameter 0,5-1,5 nm, berisi serotonin, granula lain adalah lisosom sendiri. Mitokondria dapat berubah bentuk jika sel bertumpuk.
            Jika pembuluh darah pecah atau rusak, trombosit ditempat itu mengeluarkan granula berisi serotonin. Zat ini bersifat vasokonstriktor (menguncupkan pembuluh darah), membuat sel otot polos pembuluh darah itu berkerut, mengakibatkan aliran darah jadi pelan atau terhenti. Sementara itu trombosit itu melekat keserat kolagen didaerah luka, lalu sel endotelnya mengeluarkan tromboplastin. Tromboplastin ini mengubah protrombin yang ada dalam plasma darah  menjadi trombin, dan ini akan mengubah fibrinogen yang juga berada dalam plasma darah jadi serat-serat fibrin. Fibrin ini membentuk jala-jala yang menyaring dan menghentikan aliran darah, yang disebut pembekuan darah atau thrombus. Protrombin dan fibrinogen dibuat dalam sel hati dan dikeluarkan ke dalam darah. Fibrin yang berbentuk serat dalam darah, membuat kita berkesimpulan, bahwa darah juga pada hakekatnya sama dengan jaringan pengikat dan penunjang lain, terdiri dari kandung, sel, dan serat. Kandungnya adalah plasma darah, selnya eritrosit, leukosit, dan trombosit, sedangkan seratnya adaah fibrin. Serat ini dalam keadaan biasa berbentuk sol (encer) dalam plasma, akan berubah jadi gel (kental) dengan kehadiran trombin.[5]
            Plasma darah  52-57% volume semua darah. Berisi protein 7%, garam anorganis 1%, dan 10 bahan organis lain dari protein, seperti asam amino, vitamin, hormon, lemak, glukosa, dan lain-lain. Protein plasma terdiri dari albumin, alpha, beta dan gamma globulin, fibrinogen, dan protrombin. Albumin perlu untuk memelihara tekanan osmosa darah, gama globulin adalah antibodi, fibrinogen dan protrombin adalah untuk pembekuan darah. Dalam plasma terkandung sgala zat makanan, bahan nutrisi dan ampas metabolisme, yang akan diangkut ke seluruh sel. Termasuk juga sebagian gas ampas pernfasan, yakni CO2.
            Struktur dan fungsi hemoglobin, hemoglobin adalah metalloprotein pemindah oksigen yang mengandung besi didalam sel darah merah. Pada manusia, protein menyusun 97% sel darah merah kering dan sekitar 35% dari kandungan total (termasuk air). Hemoglobin mentransfor oksigen dari paru-paru ke seluruh badan. Hemoglobin juga mempunyai berbagai peran lain dalam transfor gas dan efek modulasi yang bervariasi.[6]




BAB III


PENUTUP


A.    Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari pengulasan diatas yang membahas tentang jaringan darah, bahwa darah merupakan merupakan cairan tubuh yang mengalir dalam pembuluh keseluruh bagian tubuh, yang dipompa oleh jantung. Dan komponen penyusunnya adalah plasma (cairan) darah dan sel darah. Macam-macam atau bagian-bagian sel darah yaitu eritrosit, lekosit, dan trombosit. Yang dimana eritrosit adalah sel darah merah karena mengandung pigmen warna merah, dan terdiri dari hemoglobin (Hb).
Sel darah putih berasal dari (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Keping-keping darah disebut juga platelit. Tidak berinti, berupa keping-kepingan kecil bentuk cakram. Diameter 2-5 um. Tumbuh dari megakariosit dalam sumsum tulang, yakni sel yang besar dan berinti banyak. Terdapat 150-300.000/mm3 darah. Umur 8 tahun. Permukaan sel tidak rata, berceruk-ceruk. Dalam sitoplasma terdapat granula besar- kecil, dengan diameter 0,5-1,5 nm, berisi serotonin, granula lain adalah lisosom sendiri. Mitokondria dapat berubah bentuk jika sel bertumpuk.






DAFATAR   PUSTAKA


Campbell, Neil A.2002. Biologi Edisi Ke Lima. Jakarta: Erlangga

Saryono. 2009. Biokimia Respirasi. Yogyakarta: Nuha Medika

Yatim, Wildan. 1996. Histologi. Bandung: TARSITO




















































































1.        [1] http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/B/Blood.html. Diakses pada 25 oktober 2011. 
[2]  Wildan yatim.1996.HISTOLOGI.Bandung:TARSITO
[3] Wildan yatim.1996.HISTOLOGI. BANDUNG: TARSITO
[4] Saryono.2009. BIOKIMIA RESPIRASI. Yogyakarta: Nuha Medika
[5] Wildan yatim.1996. HISTOLOGI. BANDUNG: TARSITO
[6] Saryono. 2009. BIOKIMIA RESPIRASI. Yogyakarta:Nuha Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar