MAKALAH
STRUKRUR
PERKEMBANGAN HEWAN I
SEL
DARAH
MAKALAH INI DIBUAT
UNTUK MEMENUHI TUGAS KULIAH STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN I
Dosen Pengampu:
Dr. Drh. Bayyinnatul muchtaromah, M.Si
Disusun oleh:
SITI MALI’AH
(10620107)
BIOLOGI C 2010
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK
IBRAHIM
MALANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Jaringan adalah sekumpulan sel yang sama baik bentuk
ukuran dan fungsinya . artinya jika kita menggambar suatu jaringan maka harus :
lebih dari satu sel, bentuk dan ukuran dalam gambar misalnya bulat selnya ya
harus bulat pula yang lainnya , apabila bentuk nya lain ya pasti itu sudah
membentuk organ, karena organ itu disususn oleh lebih dari 1 jaringan .
Darah merupakan alat transportasi utama bagi tubuh kita. Hal ini karena
adanya jantung, pembuluh darah dan darah itu sendiri. Darah
melarutkan bermacam zat makanan, sisa metabolisme, oksigen, karbon dioksida,dan
bahan-bahan lain yang dipompa jantung melewati pembuluh-pembuluhdarah ke
seluruh tubuh. Darah tersusun oleh plasma darah (terdiri atas air dan beberapa
bahan yang terlarut) dan sel-sel darah (sel darah merah, sel darah putih, dan
keping darah). Sel darah merah selain
berperan dalam pengangkutan oksigen dan karbon dioksida juga merupakan dasar
penggolongan darah. Sel darah putih berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh
dari berbagai penyakit sedangkan keping darah berperan dalam pembekuan darah. Darah selalu berada
dalam pembuluh darah, maka peredaran darah manusia disebut peredaran darah
tertutup. Peredaran darah manusia bisa dibagi menjadi dua yaitu peredaran darah
paru-paru (peredaran darah kecil) peredaran darah sistemik (peredaran darah besar).
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang
dapat diterapkan dari latar belakang tersebut adalah:
1.
Apa
saja penyusun sel-sel darah?
2.
Apa
saja bagian dari sel darah?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui penyusun sel-sel darah?
2.
Untuk
mengetahui bagian-bagian sel darah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sel darah
Darah adalah cairan tubuh yang
mengalir dalam pembuluh dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Pembuluh itu
disebut pembuluh darah. Darah mengalir karena dipompakan jantung.
Darah memiliki dua
komponen yaitu: plasma (cairan) darah dan sel darah.
Sel darah adalah semua sel dalam segala bentuk yang secara
normal ditemukan dalam darah. Pada mamalia, sel-sel darah dibagi menjadi tiga kategori:
- Sel darah merah, yang fungsi utamanya adalah untuk mengangkut oksigen;
- Sel darah putih, menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi;
·
Keping darah, yang sebenarnya merupakan fragmen dari sel sumsum tulang yang dikenal dengan nama megakariosit dan berperan penting dalam koagulasi darah.[1]
1.
Eritrosit
Disebut sel darah merah pada
vertebrata dan beberapa avertebrata, karena mengandung pigmen warna merah. Pada
banyak vertebrata dari atas bentuk bulat lonjong, dari samping bentuk cakram
(double cembung), dan berinti. Pada mamalia bentuk bulat, dari sisi tampak
bikonkaf(double cekung), dan berinti. Kecuali unta, dari atas bulat lonjong. Diameter
7-8 um, jumlah 5 juta/ mm3 darah. Pada wanita lebih sedikit 0,5
juta/mm3.
Eritrosit berasal dari
eritroblast dalam sumsum tulang. Eritrosit muda yang baru keluar dari
sumsum tulang disebut retikulosit. Umurnya terbatas, hanya 120 hari,
yang nanti dihancurkan dalam limfa dan sumsum tulang, lalu diganti dengan yang
muda. Rata-rata ada 1% eritrosit itu diganti tiap hari. Eritroblast berinti,
tapi eritrosit sudah tak berinti. Eritrosit juga tak mengandung mitokondria dan
ribosom. Pigmen merah yang terkandung dalam
sitoplasma ialah hemoglobin (hb),dengan cincin pirol mengandung
sumbu logam Fe. Logam inilah yang membuat pigmen itu menjadi warna merah.
Pada mollusca dan arthropoda laut
Hb diganti hemosianin (Hn), dengan cincin pirol bersumbukan logam Cu. Hn berada
dalam plasma darah, jadi tak ada eritrosit. Berfungsi untuk mengikat O2
dari membran pernafasan, sehingga terbentuk HbO2 (oksihemoglobin).
Dari jaringan diikat pula CO2, sehingga terbentuk HbCO2
(karbaminohemoglobin). Senyawa dengan gas pernafasan ini tak stabil dan dapat
reversibel, tapi jika dalam udara pernafasan ada CO akan membentuk senyawa yang
stabil. Karboksihemoglobin. Dengan demikian daya ikat terhadap O2 terhalang, sehingga
tubuh kekurangan oksigen.[2]
Lekosit dapat dikelompokkan
atas dua cara yaitu:
a. Ada tidaknya granula dalam sitoplasma
b. Bentuk inti.
Menurut ada tidaknya granula dalam sitoplasma, lekosit
dibagi atas:
1. Granulosit,
bergranula
2. Agranulosit,
tidak bergranula.
Menurut
bentuk inti, lekosit dibagi atas:
1. Lekosit monomorfonukleus (inti bulat
sederhana)
2. Lekosit polimorfonukleus (inti
bergelembung).
Granulosit inti polimorf, dalam sitoplasma
banyak granula yang sesungguhnya adalah lisosom, dapaat dibagi atas tiga jenis
menurut afinitasnya yang berbeda terhadap zat warna mikroteknik:
1. Netrofil
2. Eosinofil
3. Basofil.
Netrofil 60-70% dari semua lekosit, dibikin dalam sumsum
tulang, diameter 12 um, inti 2-5 lobi (umum 3 lobi). Tiap lobus dihubungkan
sesama oleh benang kromatin. Granula dalam sitoplasma berdiameter 0,3-0,8 um,
dapat diwarnai oleh cara Romonovsky yang bersifat netral, menjadi warna ungu
kemerahan dapat bergerak amoeboid, ke luar kapiler darah, lalu aktif
memphagocytosis terhadap benda asing, terytama kuman.
Eosinofil, 1-4% dari semua lekosit, diameter 9 um,
inti 2 lobi. Granula dapat diwarnai dengan eosin (granula yang bersifat
asidofilik), diameter 0,5-1,5 um. Dapat bergerak amoeboid keluar pembuluh
kapiler dan memphagocytosis, tapi lebih kurang aktif dari pada netrofil.
Biasanya bertugas untuk memphagocytosis kompleks Ab – Ag (respons imun Ab
terhadap Ag).
Basofil, kurang dari 1% semua lekosit, diameter 12
um, inti besar, berfilin membentuk seperti huruf S. Granula berdiameter 1 – 1,5
um, dapat diwrnai dengan cara Romanovsky sehingga berwarna violet. Granula itu
mengandung histamin dan heparin, seperti halnya granula yang terkandung dalam
sel mast. Sebagai respons terhadap Ag sel ini menggetahkan histamin dan heparin-nya.
Sel ini juga dapat bergerak amoeboid, keluar pembuluh kapiler, lalu
memphagocytosis.
Agranulosit
Inti bulat sederhana, dalam sitoplasma tak ada granula.
Ada dua macam yaitu:
1.
Limfosit
2.
Monosit
L imfosit, sel bundar , diameter 6-15 um ( yang
terkecil kira-kira sebesar eritrosit), 25-30% dari semua lekosit. Inti relatif
sangat besar dibandingkan dengan sitoplasma, yang tinggal berupa selaput tipis.
Kemampuan bergerak amoeboid dan
memphagicytosis lebih lemah daripada granulosit.[3]
Ada
3 mcam limfosit dibagi menurut besarnya yaitu:,
1.
Kecil, dengan diameter 7-8 um
2.
Sedang, dengan diameter 10 um
3.
Besar, dengan dimeter
12-15 um
Yang
paling terbanyak dalam darah ialah limfosit kecil. Sitoplasma sedikit sekali
mengandung organel, tapi banyak ribosom bebas. Umurnya berbagai macam, ada yang
hanya beberapa hari ada juga yang bertahun.
Ada 2 kelompok limfosit menurut sumber dan
letak ddalam alat limpoid (alat penghasil limfosit, antibody dan
lain-lain perlengkapan respons imun):
1.
Sel T
2.
Sel B
Sel
T berasal dari timus, suaatu klenjer di
ventral pericardium dan trachea bagian bawah. Sel ini dipersemikan sejak masa
embrio ke daerah yang di sebut “ thymic dependent” dalam alat-alat limfoid
(limfa dan nodus limfa). Berfungsi untuk respon imun yang cell mediated.
Jika ada Ag histocompatibility, parasit hewan atau kuman intraseluler, sel T
akan bertindak sebagai “killer cell” dengan mengadakan kontak dengan sel asing
atau yang kena infeksi, lalu mengeluarkan limfokin yang cytotoxic,
cytostatic, serta menghalangi mitosis dan migrasi.
Sel
B berasal dari sumsum tulang (pada aves
diproses dulu dalam kelenjar bursa fabricius pada cloaca, pada mamalia
mungkin peyer’s patches usus halus atau apependix caecum, atau
langsung sumsum tulang sendiri), disemaikan sejak embrio ke daerah “ thymic
independent” alat limfoid. Sel B ini oleh kehadiran antigen dari kuman ekstraseluler akan disensitisasi
untuk respon imun, dengan mengalami transformasi jadi limfoblast, lalu jadi plasmasit
serta sel memori.
Sel
plasma ini akan menghasilkan antibodi terhadap antigen yang bersangkutan, lalu
dibawa darah ke tempat infeksi atau radang. Sel memori mengandung antibodi yang
sama dengan yang dihasilkan sel plasma saudaranya, tetap melekat ke
plasmalemmanya dan disimpan dalam alat limfoid. Sel ini bersifat mengingat,
yang akan berubah kelak menjadi plasmasit untuk menghasilkan antibodi yang serupa jika ke dalam tubuh datang lagi
antigen yang jenisnya sama dengan yang dimemorikan itu. Dengan adanya sel
memori produksi antibodi dapat segera dilakukan
secara cepat dan banyak.
Monosit,
dibikin dalam sumsum tulang, Ik. 7% dari semua lekosit. Diameter 10 – 12
um, inti lonjong melengkung seperti bentuk huruf U, terletak ditepi (eksentrik).
Nukleoli 2-3 biji. Mengandung mikrovilli. Dapat kelur pembuluh kapiler secara
amoeboid, lalu berdefrensiasi jadi makrofaga untuk memphagocytosis kuman atau benda asing. Penting pula sebagai
pemeroses antigen yang masuk tubuh, lalu menyerahkannya kepada sel B agar lebih
peka berespons imun.
3. Sel darah
putih, leukosit
Sel darah
putih berasal dari (bahasa Inggris: white blood cell, WBC,
leukocyte) adalah sel yang
membentuk komponen darah. Sel darah
putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Sel darah
putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat
menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109
hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar
7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000
sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya
dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi
secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu,
mereka bekerja secara independen seperti organisme sel
tunggal. Leukosit
mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler,
partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara
mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic
pluripotent yang ada pada sumsum tulang. Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Granulosit
dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap
mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka
memakan bakteria hidup yang
masuk ke sistem
peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak
10-20 mikroorganisme tertelan
oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit.
dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari
seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:
Mengepung
daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan
menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran,
serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit
memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan
hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau
terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan. Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah
putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah"
dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan
yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit
yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.
Gambar diagram dari Granulosit inti polimorf, dalam sitoplasma
banyak granula yang sesungguhnya adalah lisosom, dapaat dibagi atas tiga jenis
menurut afinitasnya yang berbeda terhadap zat warna mikroteknik:
Tipe
|
Gambar
|
Diagram
|
% dalam tubuh manusia
|
Keterangan
|
65%
|
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh
terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta
biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri;
aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya
nanah.
|
|||
4%
|
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan
banyaknya parasit.
|
|||
<1%
|
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi
reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
|
|||
25%
|
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga
jenis limfosit:
|
|||
6%
|
Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih
jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat
dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.[4]
|
|||
(lihat di atas)
|
Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk
ke dalam jarring.
|
3.Trombosit (keping-keping darah)
Keping-keping darah disebut juga platelit.
Tidak berinti, berupa keping-kepingan kecil bentuk cakram. Diameter 2-5 um.
Tumbuh dari megakariosit dalam sumsum tulang, yakni sel yang besar dan
berinti banyak. Terdapat 150-300.000/mm3 darah. Umur 8 tahun.
Permukaan sel tidak rata, berceruk-ceruk. Dalam sitoplasma terdapat granula
besar- kecil, dengan diameter 0,5-1,5 nm, berisi serotonin, granula lain
adalah lisosom sendiri. Mitokondria dapat berubah bentuk jika sel bertumpuk.
Jika
pembuluh darah pecah atau rusak, trombosit ditempat itu mengeluarkan granula
berisi serotonin. Zat ini bersifat vasokonstriktor (menguncupkan pembuluh
darah), membuat sel otot polos pembuluh darah itu berkerut, mengakibatkan
aliran darah jadi pelan atau terhenti. Sementara itu trombosit itu melekat
keserat kolagen didaerah luka, lalu sel endotelnya mengeluarkan tromboplastin.
Tromboplastin ini mengubah protrombin yang ada dalam plasma
darah menjadi trombin, dan ini
akan mengubah fibrinogen yang juga berada dalam plasma darah jadi
serat-serat fibrin. Fibrin ini membentuk jala-jala yang menyaring dan
menghentikan aliran darah, yang disebut pembekuan darah atau thrombus.
Protrombin dan fibrinogen dibuat dalam sel hati dan dikeluarkan ke dalam darah.
Fibrin yang berbentuk serat dalam darah, membuat kita berkesimpulan, bahwa darah
juga pada hakekatnya sama dengan jaringan pengikat dan penunjang lain, terdiri
dari kandung, sel, dan serat. Kandungnya adalah plasma darah, selnya eritrosit,
leukosit, dan trombosit, sedangkan seratnya adaah fibrin. Serat ini dalam
keadaan biasa berbentuk sol (encer) dalam plasma, akan berubah jadi gel
(kental) dengan kehadiran trombin.[5]
Plasma
darah 52-57% volume semua darah. Berisi
protein 7%, garam anorganis 1%, dan 10 bahan organis lain dari protein, seperti
asam amino, vitamin, hormon, lemak, glukosa, dan lain-lain. Protein plasma
terdiri dari albumin, alpha, beta dan gamma globulin, fibrinogen,
dan protrombin. Albumin perlu untuk memelihara tekanan osmosa darah,
gama globulin adalah antibodi, fibrinogen dan protrombin adalah untuk pembekuan
darah. Dalam plasma terkandung sgala zat makanan, bahan nutrisi dan ampas
metabolisme, yang akan diangkut ke seluruh sel. Termasuk juga sebagian gas
ampas pernfasan, yakni CO2.
Struktur
dan fungsi hemoglobin, hemoglobin adalah metalloprotein pemindah
oksigen yang mengandung besi didalam sel darah merah. Pada manusia, protein
menyusun 97% sel darah merah kering dan sekitar 35% dari kandungan total
(termasuk air). Hemoglobin mentransfor oksigen dari paru-paru ke seluruh badan.
Hemoglobin juga mempunyai berbagai peran lain dalam transfor gas dan efek
modulasi yang bervariasi.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari pengulasan diatas yang membahas
tentang jaringan darah, bahwa darah merupakan merupakan cairan tubuh yang
mengalir dalam pembuluh keseluruh bagian tubuh, yang dipompa oleh jantung. Dan
komponen penyusunnya adalah plasma (cairan) darah dan sel darah. Macam-macam
atau bagian-bagian sel darah yaitu eritrosit, lekosit, dan trombosit. Yang
dimana eritrosit adalah sel darah merah karena mengandung pigmen warna merah,
dan terdiri dari hemoglobin (Hb).
Sel darah putih berasal
dari (bahasa
Inggris: white
blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Sel
darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan
dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung
4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per
tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata
8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga
50000 sel per tetes.
Keping-keping darah disebut juga platelit.
Tidak berinti, berupa keping-kepingan kecil bentuk cakram. Diameter 2-5 um.
Tumbuh dari megakariosit dalam sumsum tulang, yakni sel yang besar dan
berinti banyak. Terdapat 150-300.000/mm3 darah. Umur 8 tahun.
Permukaan sel tidak rata, berceruk-ceruk. Dalam sitoplasma terdapat granula
besar- kecil, dengan diameter 0,5-1,5 nm, berisi serotonin, granula lain
adalah lisosom sendiri. Mitokondria dapat berubah bentuk jika sel bertumpuk.
DAFATAR
PUSTAKA
Campbell, Neil A.2002. Biologi Edisi Ke Lima.
Jakarta: Erlangga
Saryono. 2009. Biokimia Respirasi. Yogyakarta:
Nuha Medika
Yatim, Wildan. 1996. Histologi. Bandung:
TARSITO
1.
[1] http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/B/Blood.html. Diakses pada 25 oktober
2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar